Kamis, 19 Februari 2009

Ponari " mendadak tenar "

> Fenomena Ponari si Dukun Cilik, 80 juta sehari, mau?!



Makin lama makin ada-ada aja fenomena di masyarakat Indonesia. Dari yang rasional sampe yang irrasional. Contohnya aja di Jombang, saat ini sedang santer2nya di beritakan tentang Muhamad Ponari, si dukun cilik.. Gimana nggak, di usianya yang masih 10 tahun--dia bisa menghasilkan uang +- 80 juta sehari.. ckckck.. ngalahin gaji pak presiden axehead.pngAri, begitu dia disapa..lahir dari pasangan Kasim [38] dan Mukaromah [28] yang hanya bekerja sebagai buruh tani. Dia mulai mengobati orang2 sakit di rumah orang tuanya yang berdinding gedhek yang berlokasi di Dusun Kedungsari, Balongsari, Megaluh, Jombang-Kabupaten Jombang.



Namun saat dibuang, lanjut Mukaromah, keanehan mulai muncul. Awalnya si nenek bermaksud membuang batu tersebut di barongan (kebun bambu) yang berjarak sekitar 100 meter di belakang rumah mereka. Namun saat si nenek belum kembali ke rumah, batu itu sudah kembali lagi ke ruang tamu dimana Ari sedang duduk. Bahkan setelah dibuang berkali-kali, batu itu tetap saja kembali ke tempat Ponari berada. lanjut Mukaromah..Emang batu ni rejekinya Ponari..



Baru beberapa hari kemudian, ada salah satu tetangga mereka, Imam, yang mengalami sakit panas dan muntah-muntah. Tanpa disuruh, Ponari membawa batu itu dan dimasukkan ke dalam segelas air putih. Airnya lalu diminumkan pada si sakit. ''Selang beberapa jam kemudian, dia langsung sembuh total," cetus Mukaromah.sampai akhirnya, Batu ajaib itu kemudian dipakai mengobati orang banyak. Caranya, batu dimasukkan ke dalam segelas air putih, kemudian airnya diminumkan ke orang yang sakit.

Mulai dari situ, dari mulut ke mulut--ribuan orang berbondong-bondong mendatangi kediaman Ponari, yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit.Saking ramenya pengunjun disana, kediaman dan jalan sekitar rumah Ponari dikawal sebanyak 70 personel polisi dan sejumlah aparat dari TNI juga nampak sigap mengamankan antrean pasien yang tiba dari berbagai tempat.Seperti mengawal iring-iringan tamu kehormatan negara yah haha.

Fakta LapanganSaking banyak orang2 mengantri untuk minta 'disembuhkan' -- antrian panjang itu justeru merenggut nyawa 2 orang pasiennya, yang pertama Rumiadi (58). Pada hari Sabtu (31/1/2009) Kakek asal Desa Sumberejo, Kecamatan Purwoasri, Kediri itu, meninggal karena penyakit epilepsinya kambuh saat duduk dekat antrean.Korban lainnya adalah Nurul Niftadi (42) warga Desa Kedungtimongo, Kecamatan Megaluh, juga meninggal di lokasi. Berbeda dengan Rumadi, Nurul meninggal setelah mendapat air dari Ponari. Hanya saja, Nurul belum sempat meminum air pemberian Ponari. Pihak keluarga menyatakan, Nurul sakit jantung.Sampai kemudian dua pasien tewas, Polisi pun menutup sementara praktik Ponari.



Fakta Lapangan

Saking banyak orang2 mengantri untuk minta 'disembuhkan' -- antrian panjang itu justeru merenggut nyawa 2 orang pasiennya, yang pertama Rumiadi (58). Pada hari Sabtu (31/1/2009) Kakek asal Desa Sumberejo, Kecamatan Purwoasri, Kediri itu, meninggal karena penyakit epilepsinya kambuh saat duduk dekat antrean.Korban lainnya adalah Nurul Niftadi (42) warga Desa Kedungtimongo, Kecamatan Megaluh, juga meninggal di lokasi. Berbeda dengan Rumadi, Nurul meninggal setelah mendapat air dari Ponari. Hanya saja, Nurul belum sempat meminum air pemberian Ponari. Pihak keluarga menyatakan, Nurul sakit jantung.Sampai kemudian dua pasien tewas, Polisi pun menutup sementara praktik Ponari.



Ponari bisa menghentikan semburan Lapindo

Bahkan muncul pengakuan yang cukup menarik dari Ponari. Suatu saat, ia pernah minta kepada orang tuanya untuk diantarkan ke kawasan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo. Ia mendadak mengaku bisa menghentikan semburan lumpur yang sudah menenggelamkan beberapa desa itu. Caranya, dengan melemparkan batu itu ke arah semburan lumpur. Namun syaratnya, Ponari harus diantar orang-orang tertentu. Salah satunya adalah tetangga dekat mereka, Sumarni, yang pernah disembuhkan Ponari. ''Saya tidak tahu kenapa Ponari meminta saya agar suatu saat diantar ke lumpur Lapindo," ungkap Sumarni yang kini disibukkan membantu Ponari melayani para tamunya.Kenapa ndak minta anter Mas Ponidi yah.. secara satu kampung..



Menariknya, Ponari sendiri tidak mau menerima uang dari hasil prakteknya. Entah apa alasannya, Ponari selalu menolak saat disodori uang oleh para pasien. Bahkan Ponari pernah marah dan ngambek tidak mau melayani pasien, saat ada orang yang memaksa memberinya uang untuk sekedar balas jasa.Sebenarnya, apabila Ponari memberlakukan pembayaran bagi pasiennya yang akan meminta celupan batu miliknya, dan apabila 1 pasien diminta uang sebesar Rp 10 ribu, maka dalam sehari dukun cilik 'sakti' ini akan meraup penghasilan sedikitnya Rp 80 juta. Ponari tidak bersedia menerima uang pemberian dari para pasiennya, karna dia ikhlas membantu sesama, agar segera sembuh dari berbagai penyakit. Masih ada yah orang kaya se-ikhlas dia.. salud

1 komentar:

Nadia Mahfuzah mengatakan...

Q baru tau brta Ponari dari bbrapa hari ini ty ..
hehehe .. ketinggalan bgd iaa ??

Posting Komentar